Mungkin Anda pernah melihat sebuah poster berwarna kuning terang dengan gambar seorang wanita perkasa berpakaian pekerja pabrik dengan bandana merah apik.
Banyak yang menganggap ia sedang menyemangati para wanita untuk bergabung dengannya dalam upaya mendukung Perang Dunia II.
Selama bertahun-tahun poster "We can do it" yang secara umum dikenal sebagai "Rosie the Riveter" telah dan masih berfungsi sebagai simbol ikonik dari kekuatan, motivasi, dan erat kaitannya dengan feminisme.
Poster ini begitu populernya saat ini sehingga memberi kesan bahwa hanya itu satu-satunya hal yang menginspirasi fenomena "Rosie the Riveter" dan memotivasi para ibu rumah tangga selama Perang Dunia II.
Setelah serangan Jepang ke Pearl Harbor, pemerintah AS meminta industri manufaktur untuk memproduksi persenjataan dalam jumlah lebih banyak. Situasi di pabrik-pabrik besar sering kali menegangkan karena konflik antara manajemen dan organisasi buruh selama tahun 1930-an.
Para Direktur perusahaan semacam General Motors (GM) berusaha meminimalkan friksi masa lalu dan membangkitkan semangat kerja tim dengan cepat memproduksi poster propaganda pada tahun 1942 yang menampilkan buruh dan manajemen sama-sama menggulung lengan baju mereka, bersatu demi menjaga tingkat hasil produksi perlengkapan perang.
Poster itu bertuliskan, “Dengan bersama-sama, Kita Dapat Melakukannya!” dan “Terus Bekerja!”
Dengan menciptakan poster-poster semacam itu, perusahaan berharap dapat meningkatkan produksi dengan memanfaatkan sentimen pro-perang, dan bermaksud pula untuk mencegah pemerintah dari memperketat kontrol terhadap produksi mereka.
Pada tahun 1942, Komite Koordinasi Produksi Alat Perang internal Westinghouse Electric menyewa jasa seniman J. Howard Miller melalui agen periklanan, untuk membuat serangkaian poster yang akan dipamerkan kepada para pekerja di perusahaan itu.
Maksud dari proyek pembuatan poster ini adalah meningkatkan semangat karyawan, mengurangi absen, mengalihkan pertanyaan dari karyawan kepada manajemen, serta menurunkan peluang ketidakpuasan pekerja dan mogok di pabrik.
Satu per satu poster yang dirancang oleh J. Howard Miller sebanyak 42 buah itu dipajang di dalam pabrik selama dua minggu, lalu diganti dengan yang berikutnya dalam rangkaian itu.
Di antara poster para “pria” yang menekankan peran tradisional untuk pria dan wanita itu, terdapat poster kuning dengan sosok wanita kuat dan kalimat ” We can do it” atau ‘Kita Dapat melakukannya’.
Maka, poster itu awalnya hanya dibuat untuk digunakan secara internal di Westinghouse dan dipajang hanya selama bulan Februari 1943, serta tidak dimaksudkan untuk menginspirasi kaum wanita agar mengikuti jejaknya — namun untuk memeras tenaga pekerja wanita untuk bekerja lebih giat.
Sejak saat itu, kaum feminis dan pihak-pihak lain telah memanfaatkan sikap yang bersemangat dan pesan yang jelas dari poster itu dan menciptakan kembali gambar tersebut ke dalam berbagai bentuk, termasuk untuk pesan pemberdayaan diri, promosi kampanye, iklan, serta parodi.
Poster tersebut telah dan masih berfungsi sebagai dukungan untuk gerakan emansipasi wanita di dunia kerja.
No comments:
Post a Comment